Cara
pembuatan parutan ini memang agak susah, karena harus memotong kawat baja
dengan alat pemotong yang biasa dipanggil jumput, potongan kawat ini panjangnya
sekitar 0.5 cm. Kemudian kawat yang sudah dipotong ukurang 0.5 cm ditaruh
diatas kayu mlinjo yang sudah dibuat seperti papan dan dipukul 2 atau 3 kali
dengan alat yang diberi nama ganden.
Hampir seluruh warga desa tersebut
membuat parutan kelapa dengan tradisional. Itu sudah menjadi kebiasaan dan cara
mereka mencari nafkah karena tidak adanya pekerjaan lain. Parut atau matik itu
sudah ada sejak lama ada di dusun pojok.
Menurut salah seorang pembuat parut,
“parut ini sebenarnya tidak sulit dikerjakan, tetapi karena kebiasaan dan
memang pekerjaannya seperti ini jadinya kan sudah terbiasa. Saya membuat parut
ini untuk menambah penghasilan dan meringankan beban suami.”
Parut ini dibuat menggunakan kayu
mlinjo atau kayu so, karena kayu ini mengandung minyak yang sangat enak
terutama untuk membuat santan. Untuk membuat papan parut harus mencari orang yang
ingin menjual kayu mlinjo. Apabila di dalam desa tidak ada yang ingin menjual
pohon so, mereka mecari di desa lain bahkan mereka mencari hingga di
pegunungan. Hampir setiap hari para pembeli papan ini rela mengantri dari pagi
hingga siang untuk mendapatkan papan parut atau blabak.
Cara membuat parutan kelapa
1.
Bahan
dasar
a.
Kawat
baja
b.
Jumput
(sejenis catut untuk memotong kawat baja)
c.
Ganden
(sejenis palu berukuran kecil)
d.
Blabak
atau papan
e.
Dingklik
f.
Tali
2.
Cara
pembuatan
a.
Pilih
papan
b.
Taruh
papan di atas kursi kecil dari kayu
c.
Tali
papan dengan kursi kecil dari kayu
d.
Potong
kawat baja dengan jumput/sejenis catut
e.
Tempelkan
kawat di atas papan
f.
Pukul
kawat sampai menancap pada papan
Penasaran...kok bisa begitu telaten ya bikin parut kelapa yg biasa dianggap barang sepele dan murah..
BalasHapusBravo para perajin parut...!