Jumat, 16 Maret 2012

PARUTAN KELAPA


Parutan kelapa kini sudah banyak menggunakan bahan dari seng. Akan tetapi di desa sendangagung, minggir, sleman masih menggunakan parutan kelapa yang terbuat dari kayu mlinjo atau nama lainnya adalah matik. Para pembuat parut ini rata-rata dari kaum wanita, mereka membuat parut ini untuk menambah penghasilan dan meringankan beban suami mereka. Mereka membuat parutan kelapa dengan bahan kayu mlinjo dan kawat baja yang dipotong pendek-pendek kemudian dipukul pada bagian kawat yang sudah dipotong tersebut. Rata-rata mereka dapat menghasilkan 5-6 buah parutan kelapa per hari. Satu buah parutan kelapa dihargai Rp. 3500 - Rp. 5000. Kayu mlinjo per kotak Rp.500 dan kawat baja per rol Rp. 2000. Para pengrajin parut tidak ada batasan usia, mulai dari usia 15 tahun hingga lanjut usia juga masih setia membuat parut.

KERAJINAN BAMBU


Sebagian orang mungkin berfikiran batangan-batangan pohon bambu hanya bisa dipergunakan untuk kandang ayam, kayu bakar, bahan bangunan dan lain sebagainya. Namun ditangan-tangan kreatif, ternyata bambu-bambu tersebut juga dapat digunakan sebagai kerajinan yang sangat indah, seperti tas, tempat tisu, tempat makanan, lampu hias dan lain sebagainya. Karya-karya dari bahan bambu ini juga tidak kalah dengan karya-karya dari bahan terkenal, seperti kain maupun kulit. Contohnya di Dusun Brajan Sendangagung Minggir Sleman Yogyakarta. Hampir 90% masyarakatnya saaat ini menekuni usaha kerajinan bambu dengan berbagai macam desain dan ukuran.
Produk kerajinan bambu, saat ini dipasarkan diberbagai wilayah, diantaranya Bali, Medan,  Jawa Timur, Semarang dan merambah sampai luar Negeri. Proses pemasarannyapun tidak mudah, harus dilakukan secara bertahab. Pertama hanya dipasarkan diwilayah-wilayah sekitar, selanjutnya dengan cara pameran dan sekarangpun sampai pemasaran dengan cara online. Usaha ini ditekuni masyarakat Desa tersebut. Dengan modal kecil pasti akan mendatangkan keuntungan yang lumayan.